Belajar Tentang Asam Dan Basa

Belajar Tentang Asam Dan Basa

asam-basa-dan-reaksi
Belajar Tentang Asam Dan Basa - Kemarin ada adek minta dibuatin makalah mengenai ASAM dan BASA, ya yang namanya seorang kakak tentu harus bekerja keras berusaha sekuat tenaga buat bantuin,,, (hiperbola...) dengan keahlian dan ilmu kimia yang jauh di bawah standar maka terpaksa search dimana-mana mengenai asam dan basa tersebut, semua tentang asam dan basa dikumpulkan dan di jadiin sebuah makalah, nah makalah pun kelar dengan amat sangat membanggakan, tapi ane gak puas begitu aja, itu baru untuk membahagiakan adek lalu bagaimana dengan orang-orang yang juga memiliki masalah yang sama dengan ane, nah, untuk itu buat agan-agan semua, yang pengen belajar mengenai hal tersebut, neh disini ane paparkan tentang apa itu asam dan basa dari hasil makalah yang ane susun,,,

A. PENGERTIAN ASAM DAN BASA 

Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Basa digunakan dalam pembuatan sabun. Juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling menetralkan. Di alam, asam ditemukan dalam buah-buahan, misalnya asam sitrat dalam buah jeruk berfungsi untuk memberi rasa limun yang tajam. Cuka mengandung asam asetat, dan asam tanak dari kulit pohon digunakan untuk menyamak kulit. Asam mineral yang lebih kuat telah dibuat sejak abad pertengahan, salah satunya adalah aqua forti (asam nitrat) yang digunakan oleh para peneliti untuk memisahkan emas dan perak.


Asam adalah suatu zat yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion hidrogen (H+). Jadi, pembawa sifat asam adalah ion H+ (ion hidrogen), sehingga rumus kimia asam selalu mengandung atom hidrogen (HA, A adalah atom atau senyawa lain.. misal Cl (klorida) menjadi HCl = Asam Klorida).

Berdasarkan asalnya, Asam dibedakan menjadi dua kelompok. Yaitu asam organik dan asam mineral.

Asam organik merupakan senyawa asam karbon yang dihasilkan tumbuhan dan hewan secara alami. Kebanyakan asam ini merupakan asam lemah yang tidak berbahaya dan banyak memberi aroma pada buah dan makanan.

Contoh asam organik antara lain minyak dan lemak yang bersenyawa dengan gliserol, asam metanoat (HCO2H) atau asam formiat dalam lebah penyengat dan beberapa semut yang berfungsi untuk membela diri.

Sedangkan asam mineral atau disebut juga asam anorganik adalah asam yang dibuat dari mineral dan nonlogam. Asam inilah yang digunakan untuk membuat plastik, serat, pupuk, pewarna, dan bahan kimia lain.

Asam mineral dalam keadaan pekat biasanya korosif, dapat melukai kulit, dan dapat melarutkan logam dengan cepat, bahkan kaca. Misalnya asam fluorida (HF) dapat melarutkan kaca. Namun, ada juga asam anorganik yang tidak berbahaya, misalnya asam borat (H3BO3) yang merupakan bahan baku utama pembuatan salep mata. Asam juga dapat dibedakan berdasarkan kekuatannya. Makin kecil nilai pH-nya, maka semakin kuat asam tersebut. Aku ralat penjelasan di kelas yaa.. Asam lemah memiliki pH sekitar 5 – 3, sedangkan asam kuat memiliki pH dari 2 hingga 0.

2. BASA

Basa adalah suatu zat yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion hidroksida (OH-). Jadi, pembawa sifat basa adalah ion OH- (ion hidroksida), sehingga rumus kimia basa selalu mengandung senyawa OH (X-OH, X adalah atom atau senyawa lain.. misal Na (Natrium) menjadi NaOH = Natrium Hidroksida).

berdasarkan kekuatannya, basa dibedakan menjadi basa lemah dan basa kuat. Makin kecil besar nilai pH-nya, maka semakin kuat basa tersebut. Aku ralat juga yang ini.. Basa lemah memiliki pH sekitar 9 – 11, sedangkan basa kuat memiliki pH dari 12 hingga 14.

Dalam kimia, istilah asam dan basa memiliki arti yang lebih khusus. Terdapat tiga definisi asam dan basa yang umum diterima dalam kimia, yaitu:
Arrhenius: Menurut definisi ini, asam adalah suatu zat yang meningkatkan konsentrasi ion hidronium (H3O+) ketika dilarutkan dalam air. Definisi yang pertama kali dikemukakan oleh Svante Arrhenius ini membatasi asam dan basa untuk zat-zat yang dapat larut dalam air.
Brønsted-Lowry: Menurut definisi ini, asam adalah pemberi proton kepada basa. Asam dan basa bersangkutan disebut sebagai pasangan asam-basa konjugat. Brønsted dan Lowry secara terpisah mengemukakan definisi ini, yang mencakup zat-zat yang tak larut dalam air (tidak seperti pada definisi Arrhenius).

Lewis: Menurut definisi ini, asam adalah penerima pasangan elektron dari basa. Definisi yang dikemukakan oleh Gilbert N. Lewis ini dapat mencakup asam yang tak mengandung hidrogen atau proton yang dapat dipindahkan, seperti besi(III) klorida. Definisi Lewis dapat pula dijelaskan dengan teori orbital molekul. Secara umum, suatu asam dapat menerima pasangan elektron pada orbital kosongnya yang paling rendah (LUMO) dari orbital terisi yang tertinggi (HOMO) dari suatu basa. Jadi, HOMO dari basa dan LUMO dari asam bergabung membentuk orbital molekul ikatan.

B. JENIS-JENIS ASAM DAN BASA

1. ASAM
Asam terbagi dua jenis yaitu Asam Kuat dan Asam Lemah.

a. Asam Kuat yaitu Asam yang dapat terionisasi 100% dalam larutan

Contoh asam Kuat:
· Asam sulfat (H2SO4)
· Asam klorida (HCl)
· Asam nitrat (HNO3)
· Asam bromida (HBr)
· Asam iodida (HI)
· Asam klorat (HClO4)

b. Asam lemah yaitu Asam yang tidak terionisasi seluruhnya pada saat dilarutkan dalam air.

Contoh asam lemah:
· Asam askorbat
· Asam karbonat
· Asam sitrat
· Asam etanoat
· Asam laktat
· Asam fosfat

Seperti halnya asam, basa juga terbagi menjadi 2 jenis yaitu Basa Kuat dan Basa Lemah

a. Basa Kuat yaitu Basa yang dapat terionisasi sempurna sesuai dengan unsure pembentuk basa tersebut.

Contoh basa kuat:
· Litium hidroksida (LiOH)
· Natrium hidroksida (NaOH)
· Kalium hidroksida (KOH)
· Kalsium hidroksida (Ca(OH)2)
· Stronsium hidroksida (Sr(OH)2)
· Rubidium hidroksida (RbOH)
· Barium hidroksida (Ba(OH)2)
· Magnesium hidroksida (Mg(OH)2)

b. Basa Lemah yaitu basa yang tidak terionisasi sempurna bila dilarutkan dalam artian lain senyawa basa masih tersisa pada saat basa tersebut di uraikan.

Contoh basa lemah:
Contoh basa lemah adalah selain dari 8 contoh basa kuat di atas merupakan basa lemah.

C. SIFAT-SIFAT ASAM DAN BASA

Ada beberapa sifat-sifat khusus untuk membedakan suatu zat atau senyawa berupa asam atau basa yaitu:

a. Sifat Asam

Karena Ion hidrogen mempunyai muatan positif (makanya dikasih tanda plus (+) disebelah atas belakang H). Secara umum, Asam memiliki sifat sebagai berikut:
  • Rasa masam jika dilarutkan dalam air (hanya untuk asam lemah) 
  • Sentuhan : terasa menyengat bila disentuh dan dapat merusak kulit (terutama jika asam pekat) 
  • Bersifat korosif terhadap logam. Dapat menyebabkan karat, dapat pula merusak jaringan kulit/iritasi dan melubangi benda yang terbuat dari kain, kayu atau kertas jika konsentrasinya tinggi (pengalaman pribadi, kalian mau coba? Dio kayanya semangat nih) 
  • Hantaran listrik : merupakan cairan elektrolit walaupun tidak selalu ionik (dapat menghantarkan listrik walau tidak selalu berbentuk ion) 
  • Derajat keasaman (pH) lebih kecil dari 7 
  • Mengubah warna lakmus menjadi berwarna merah 
b. Sifat Basa

Sedangkan Ion hidroksida mempunyai muatan negatif (makanya dikasih tanda minus (-) disebelah atas belakang OH). Basa adalah lawan dari asam. Secara umum, Basa memiliki sifat sebagai berikut:
  • Rasa pahit jika dilarutkan dalam air (hanya untuk basa lemah) 
  • Sentuhan : terasa licin seperti sabun bila disentuh (hanya untuk basa lemah) 
  • Bersifat kaustik (dapat merusak jaringan kulit/iritasi) 
  • Hantaran listrik : dapat menghantarkan listrik (merupakan larutan elektrolit) 
  • Derajat keasaman (pH) lebih besar dari 7 
  • Mengubah warna lakmus menjadi berwarna biru 
  • Dalam keadaan murni umumnya berupa kristal padat 
  • Dapat mengemulsi minyak 
D. TEORI ASAM DAN BASA

Seperti yang telah dipaparkan di atas bahwa dalam ilmu kimia terdapat tiga teori Asam dan Basa yang sering dipergunakan yaitu:

1) Teori Svante Arrhenius
Menurut Arrhenius bahwa:
  • Asam adalah zat yang menghasilkan ion hidrogen dalam larutan. 
  • Basa adalah zat yang menghasilkan ion hidroksida dalam larutan.
Penetralan terjadi karena ion hidrogen dan ion hidroksida bereaksi untuk menghasilkan air.

larutan-1

Pembatasan teori
Asam hidroklorida (asam klorida) dinetralkan oleh kedua larutan natrium hidroksida dan larutan amonia. Pada kedua kasus tersebut, kamu akan memperoleh larutan tak berwarna yang dapat kamu kristalisasi untuk mendapatkan garam berwarna putih – baik itu natrium klorida maupun amonium klorida.

Keduanya jelas merupakan reaksi yang sangat mirip. Persamaan lengkapnya adalah:

larutan-2

larutan-3

Pada kasus natrium hidroksida, ion hidrogen dari asam bereaksi dengan ion hidroksida dari natrium hidroksida – sejalan dengan teori Arrhenius.

Akan tetapi, pada kasus amonia, tidak muncul ion hidroksida sedikit pun dengan mengatakan bahwa amonia bereaksi dengan air yang melarutkan amonia tersebut untuk menghasilkan ion amonium dan ion hidroksida:

larutan-4

Reaksi ini merupakan reaksi reversibel, dan pada larutan amonia encer yang khas, sekitar 99% sisa amonia ada dalam bentuk molekul amonia. Meskipun demikian, pada reaksi tersebut terdapat ion hidroksida, dan kita dapat menyelipkan ion hidroksida ini ke dalam teori Arrhenius. Akan tetapi, reaksi yang sama juga terjadi antara gas amonia dan gas hidrogen klorida.

larutan-5

Pada kasus ini, tidak terdapat ion hidrogen atau ion hidroksida dalam larutan – karena bukan merupakan suatu larutan. Teori Arrhenius tidak menghitung reaksi ini sebagai reaksi asam-basa, meskipun pada faktanya reaksi tersebut menghasilkan produk yang sama seperti ketika dua zat tersebut berada dalam larutan.

2) Teori Brønsted-Lowry

Menurut Brønsted-Lowry bahwa asam dan basa tersebut yaitu:
Asam adalah donor proton (ion hidrogen).
Basa adalah akseptor proton (ion hidrogen).

Johannes Bronsted dan Thomas Lowry pada tahun 1923, menggunakan asumsi sederhana yaitu: Asam memberikan ion H+ pada ion atau molekul lainnya, yang bertindak sebagai basa. Contoh, disosiasi air, melibatkan pemindahan ion H+ dari molekul air yang satu dengan molekul air yang lainnya untuk membentuk ion H3O+ dan OH.

2H2O(l) ⇄ H3O+(aq) + OH–(aq) 

Reaksi antara HCl dan air menjadi dasar untuk memahami definisi asam dan basa menurut Brønsted-Lowry. Menurut teori ini, ketika sebuah ion H+ ditransfer dari HCl ke molekul air, HCl tidak berdisosiasi dalam air membentuk ion H+ dan Cl-. Tetapi, ion H+ ditransfer dari HCl ke molekul air untuk membentuk ion H3O+, seperti berikut ini.

HCl(g) + 2H2O(l) ⇄ H3O+(aq) + Cl(aq) 

Sebagai sebuah proton, ion H+ memiliki ukuran yang lebih kecil dari atom yang terkecil, sehingga tertarik ke arah yang memiliki muatan negatif yang ada dalam larutan. Maka, H+ yang terbentuk dalam larutan encer, terikat pada molekul air. Model Brønsted, yang menyebutkan bahwa ion H+ ditransfer dari satu ion atau molekul ke yang lainnya, ini lebih masuk akal daripada teori Arrhenius yang menganggap bahwa ion H+ ada dalam larutan encer. Dari pandangan model Brønsted, reaksi antara asam dan basa selalu melibatkan pemindahan ion H+ dari donor proton ke akseptor proton. Asam bisa merupakan molekul yang netral.

HCl(g) + NH3(aq) ⇄ NH4 +(aq) + Cl‑(aq)

Bisa ion positif

NH4+(aq) + OH–(aq) ⇄ NH3(aq) + H2O(l)

Atau ion negatif

H2PO4–(aq) + H2O(l) ⇄ HPO42–(aq) + H3O+(aq)

Pada reaksi antara HCl dan NH3 terjadi perpindahan ion H+ atau proton, perhatikan reaksi berikut.

HCl memberikan H+ atau proton ke NH3 sehingga terjadi ion NH4+ dan ion Cl–. Reaksi sebaliknya NH4+ dapat memberikan H+ (proton) pada ion Cl– sehingga terjadi lagi HCl dan NH3.

Dari penjelasan ini disimpulkan bahwa asam adalah senyawa yang dapat memberikan proton (H+) kepada basa (donor proton), sedangkan basa adalah senyawa yang dapat menerima proton (H+) dari asam (akseptor proton). Reaksinya dapat ditulis:

HCl(l) + NH3(aq) ⇄ NH4 +(aq) + Cl–(aq)

Senyawa yang mengandung hidrogen dengan bilangan oksidasi +1 dapat menjadi asam. Yang termasuk asam Brønsted adalah HCl, H2S, H2CO3, H2PtF6,NH4+, HSO4-, and HMnO4

Pasangan Asam-Basa Konjugasi

Bronsted-Lowry juga menyatakan bahwa jika suatu asam memberikan proton (H+), maka sisa asam tersebut mempunyai kemampuan untuk bertindak sebagai basa. Sisa asam tersebut dinyatakan sebagai basa konjugasi. Demikian pula untuk basa, jika suatu basa dapat menerima proton (H+), maka zat yang terbentuk mempunyai kemampuan sebagai asam disebut asam konjugasi.

Pada reaksi tersebut terlihat bahwa H2O dapat bersifat sebagai asam dan basa. Zat yang demikian disebut zat amfoter. Zat amfoter artinya zat yang memiliki kemampuan untuk bertindak sebagai asam atau basa. Contoh lain yang termasuk amfoter adalah HCO3–.

Contoh basa konjugasi:

Asam → Proton + Basa Konjugasi


HCl(aq) ⇄H+(aq) + Cl–(aq) 



H2O(aq) ⇄H+(aq) + OH–(aq) 



H2SO4(aq) ⇄H+(aq) + SO42–(aq) 

NH4 +(aq) ⇄H+(aq) + NH


Contoh asam konjugasi sebagai berikut.

Basa +Proton → Asam Konjugasi


NH3(aq) + H+(aq) ⇄ NH4+(aq) 



H2O(aq) + H+(aq) ⇄ H3O+(aq) 



OH–(aq) + H+(aq)⇄ H2O(aq) 

CO32–(aq) + H+(aq) HCO3–(aq)


Perhatikan reaksi berikut:
HCl(aq) + H2O(l) ⇄ H3O+(aq) + Cl‑(aq) 

Pasangan asam-basa setelah terjadi serah terima proton dinamakan asam basa konjugasi.
  1. HCl dan Cl– merupakan pasangan asam-basa konjugasi. HCl adalah asam konjugasi dari Cl– dan Cl– adalah basa konjugasi dari HCl. 
  2. H2O dan H3O+ merupakan pasangan asam-basa konjugasi. H2O adalah basa konjugasi dari H3O+ dan H3O+ adalah asam konjugasi dari H2O. 
Berikut ini contoh pasangan asam-basa konjugasi pada beberapa reaksi.

a. HNO3(aq)+ H2O(l) ⇄H3O+(aq)+ NO3–(aq) 


b. H2O(l) + CN–(aq) ⇄ HCN(aq)+ OH–(aq) 



c. H2SO4(aq)+ OH–(aq) ⇄ HSO4–(aq) + H2O(aq)

Kelebihan dan Kekurangan Teori Bronsted-Lowry

Konsep asam basa dari Bronsted dan Lowry lebih luas daripada konsep asambasa Arrhenius. Arrhenius hanya dapat menjelaskan sifat asam dan sifat basa bagi senyawa-senyawa yang memiliki H+ dan OH– dengan rumus kimia HA untuk asam dan LOH untuk basa, sedangkan teori Bronsted dan Lowry mempunyai beberapa keunggulan di antaranya:

a. Konsep asam basa Bronsted dan Lowry tidak terbatas dalam pelarut air, tetapi juga dapat menjelaskan reaksi asam–basa dalam pelarut lain atau bahkan reaksi tanpa pelarut.

Contoh: Reaksi HCl dengan NH3 dalam pelarut benzena.

HCl(benzena) + NH3(benzena) ⇄ NH4Cl(s)

b. Asam dan basa dari Bronsted-Lowry tidak hanya berupa molekul tetapi dapat juga berupa kation dan anion.

Contoh: NH4+ bersifat asam karena dalam air dapat melepas proton.

c. Dapat menjelaskan senyawa yang bersifat sebagai asam dan basa yang disebut amfiprotik.

Namun teori asam basa Brønsted-Lowry ini tidak dapat menjelaskan bagaimana suatu reaksi asam basa dapat terjadi tanpa adanya transfer proton dari asam ke basa. Kekurangan ini kemudian mendorong peneliti lain, yaitu G.N. Lewis untuk mendefinisikan lebih lanjut asam dan basa ini.

3) Teori G.N Lewis

Teori asam basa terus berkembang dari waktu ke waktu. Pada tahun 1923, seorang ahli kimia Amerika Serikat, Gilbert N. Lewis, mengemukakan teorinya tentang asam basa berdasarkan serah terima pasangan elektron. Pada umumnya definisi asam-basa mengikuti apa yang dinyatakan oleh Arrhenius atau Bronsted-Lowry, tapi dengan adanya struktur yang diajukan Lewis muncul definisi asam dan basa baru. Asam Lewis didefinisikan sebagai spesi yang menerima pasangan elektron. Basa Lewis didefinisikan sebagai spesi yang memberikan pasangan elektron. Sehingga H+ adalah asam Lewis, karena ia menerima pasangan elektron, sedangkan -OH dan NH3 adalah basa Lewis, karena keduanya adalah penyumbang pasangan elektron.

Yang menarik dalam definisi asam Lewis adalah, terdapat senyawa yang tidak memiliki hidrogen dapat bertindak sebagai asam. Contoh, molekul BF3. Jika kita menentukan struktur Lewis dari BF3, tampak B kurang dari oktet dan dapat menerima pasangan elektron, sehingga dapat bertindak sebagai asam Lewis. Akibatnya dapat bereaksi dengan amoniak sebagai berikut:

Dalam kenyataan molekul yang tidak mencapai oktet sering merupakan asam Lewis yang kuat karena molekul tersebut dapat mencapai konfigurasi oktet dengan menerima pasangan elektron tak berikatan. Senyawa yang termasuk dalam perioda yang lebih bawah dari perioda dua dapat bertindak sebagai asam Lewis sangat baik, dengan memperbanyak susunan valensi terluar mereka. Akibatnya, SnCl4 bertindak sebagai asam Lewis berdasarkan reaksi berikut:

SnCl (l) + 2Cl- (aq) → SnCl62- (aq)

Atom pusat dikelilingi 12 elektron valensi, elektronnya menjadi lebih banyak dari 8.

Teori asam basa Lewis lebih luas daripada teori asam basa Arrhenius dan teori asam basa Bronsted-Lowry. Hal ini disebabkan
Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa dalam pelarut air, pelarut selain air, bahkan tanpa pelarut.
Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa tanpa melibatkan transfer proton (H+), seperti reaksi antara NH3 dengan BF3.

Beberapa kelebihan asam-basa Lewis yaitu sebagai berikut.

a. Sama dengan teori Bronsted dan Lowry, dapat menjelaskan sifat asam, basa dalam pelarut lain atau pun tidak mempunyai pelarut.

b. Teori asam-basa Lewis dapat menjelaskan sifat asam-basa molekul atau ion yang mempunyai pasangan elektron bebas atau yang dapat menerima pasangan elektron bebas. Contohnya pada pembentukan senyawa komplek.

c. Dapat menerangkan sifat basa dari zat-zat organik seperti DNA dan RNA yang mengandung atom nitrogen yang memiliki pasangan elektron bebas.
 
E. REAKSI-REAKSI ASAM DAN BASA

1. Reaksi Penetralan
Jika larutan asam san larutan basa direaksikan maka terjadi reaksi penetralan, yaitu reaksi yang saling meniadakan sifat asam dan basa yang menghasilkan garam dan air.

Contoh :

Asam + Basa ---> Garam + Air

HnA + B(OH)m ---> BnAm + H2O

2. Reaksi Oksida Asam dan Oksida Basa
Oksida asam adalah oksida bukan logam yang saat bereaksi dengan air membentuk asam.

CO2 + H2O ---> H2CO3 


SO2 + H2O ---> H2SO3 



SO3 + H2O ---> H2SO4 

N2O3 + H2O ---> 2 HNO2 

N2O5 + H2O ---> 2 HNO3 

P2O5 + H2O ---> 2 H3PO4


Oksida asam akan bereaksi dengan larutan basa membentuk garam dan air

CO2 + 2 NaOH ---> Na2CO3 + H2O 


N2O5 + Ca(OH)2 ---> Ca(NO3)2 + H2O

Oksida basa adalah oksida logam yang saat bereaksi dengan air akan menghasilkan basa

Na2O + H2O ---> 2 NaOH

K2O + H2O ---> 2 KOH 



CaO + H2O ---> Ca(OH)2 


Al2O3 + 3 H2O ---> 2 Al(OH)3 

FeO + H2O ---> Fe(OH)2 

Fe2O3 + 3 H2O ---> 2 Fe(OH)3

Oksida basa akan bereaksi dengan larutan asam membentuk garam dan air

Na2O + H2SO4 ---> Na2SO4 + H2O 


Fe2O3 + HNO3 ---> 2 Fe(NO3)3 + 3 H2O


3. Reaksi yang menghasilkan Endapan
Untuk mengetahui suatu reaksi menghasilkan endapan atau tidak....ada dua cara. Cara pertama menggunakan tabel kelarutan (dengan menghitung nilai perbandingan Ksp dengan Qsp nya). 

Contoh :

BaCl2(aq) + Na2SO4(aq) ---> BaSO4(s) + 2NaCl (aq)

Reaksi Ion (larutan elektrolit terurai menjadi ion2nya dan yang mengendap tidak diuraikan)

Ba2+(aq) + 2Cl-(aq) + 2Na+(aq) + SO42-(aq) ---> BaSO4(s) + 2Na+(aq) + 2Cl-(aq)

Reaksi ion bersihnya (ion2 yang sama di ruas kiri dan kanan dihilangkan)

Ba2+(aq) + SO42-(aq) ---> BaSO4(s)

4. Reaksi yang menghasilkan Gas

a. Reaksi yang menghasilkan gas CO2

CaCO3(s) + 2HCl(aq) ---> CaCl2(s) + H2O(l) + CO2(g) 


Na2CO3(s) + H2SO4(aq) ---> Na2SO4(aq) + H2O(l) + CO2(g)


Kedua reaksi di atas sebenarnya menghasilkan H2CO3 akan tetapi segera terurai menjadi H2O(l) dan CO2(g)

b. Reaksi yang menghasilkan gas NH3

NH4Cl(s) + KOH(aq) ---> KCl(aq) + H2O(l) + NH3(g)

reaksi di atas sebenarnya menghasilkan NH4OH akan tetapi segera terurai menjadi H2O(l) dan NH3(g)

c. Reaksi yang menghasilkan gas H2S

FeS(s) + H2SO4 ---> FeSO4 + H2S

5. Reaksi Logam dengan Asam Kuat

Logam + Asam Kuat ---> Garam + gas Hidrogen

Ca(s) + 2HCl(aq) ---> CaCl2(s) + H2O(g)

Na(s) + H2SO4(aq) ---> Na2SO4(aq) + H2(g)

0 Komentar untuk "Belajar Tentang Asam Dan Basa"

back to top