Drs. Zuber Usman dalam bukunya "Kesusasteraan Lama Indonesia" menerangkan bahwa pada bagian akhir Hikayat Raja-Raja Pasai diceritakan bahwa Ratu Majapahit pada waktu itu memerintahkan patih Gajah Mada pergi menaklukkan pulau Perca dengan membawa seekor kerbau putih besar yang akan diadu dengan kerbau Patih Sewatang, Perdana Menteri Kerajaan Minangkabau pada waktu itu. Mendengar kedatangan Gajah Mada dengan membawa seekor kerbau besar lagi kuat untuk diadu demi menaklukkan kerajaannya, Patih Sewatang mendapat ide, yaitu dengan mempersiapkan seekor anak kerbau yang masih kecil, anak kerbau tersebut dikarantina dan tidak diperbolehkan menyusu pada induknya. Pada hari pertarungan kedua kerbau tersebut di masukkan pada sebuah arena, dan saat dilepaskan si anak kerbau milik Patih Sewatang langsung mengejar kerbau Gajah Mada dan menyerobot kebawah selangkangnya, si anak kerbau tersebut menyerunduk-nyerunduk bagian perut kerbau Gajah Mada karena dia menyangka itulah induknya, anak kerbau tersebut menyerunduk perut kerbau Gajah Mada sampai akhirnya perut kerbau besar tersebut berdarah, dan karena kesakitan kerbau putih milik gajah mada lari meninggalkan arena.
Dalam cerita rakyat Minangkabau sendiri bahwa anak kerbau tersebut telah diberi ber-minang yaitu benda kecil pendek yang diruncing menyerupai tanduk, karena teramat haus makanya sianak kerbau tersebut menyerunduk perut besar kerbau itu sampai keluar isi perutnya.
Keterangan ini bersifat legenda, karena menurut Prof. Dr. Purbacaraka, kata Minangkabau berasal dari "Minanga Tamwa" yang artinya pertemuan dua muara sungai dimana Minangkabau tersebut merupakan daerah yang terletak pada pertemuan dua sungai besar. Menurut M. Youstra bahwa asal nama Minangkabau tidak begitu jelas. sedangkan Prof Van Der Tuuk menerangkan bahwa Minangkabau asalnya dari "Pinang Khabu", yang artinya "Tanah Asal". Menurut keterangan tersebut seolah-olah ada sangkut pautnya dengan "minang kabau" atau dengan "mainang kabau" dimana yang artinya memelihara kerbau. Mainang asal kata dari "inang" yang berarti induk atau pengasuh. Namun hal ini masih menjadi perdebatan diantara para ahli.
Sutan Muhammad Zain berpendapat bahwa kata Minangkabau berasal dari "Binanga Kanvar" yang artinya Muara Kampar, keterangan ini diperkuat dengan cerita dari Chau Yu Kua seorang saudagar Cina pada abad ke-13 pernah datang berkunjung ke Muara Kampar itu dan beliau menerangkan bahwa di daerah tersebut terdapat sebuah bandar atau kota yang sangat ramai di pusat Sumatera.
Dapat ditambahkan bahwa pada batu bersurat di Kedukan Bukit sebelah Barat kota Palembang tertera, bahwa "Pada 7 paro terang bulan Yestha 605 Caka", atau sekitar tahun 683 M, "Yang Dipertuan Hiyang Marlapas dari Minanga Tamwan datang bersuka cita membuat Kota Cri-Wijaya dengan perjalanan suci, menyebabkan kemakmuran."
menurut keterangan Prof. Dr. Muhammad Hussein Nainar, sebutan Minangkabau berasal dari "Menonkhabu", yang artinya "tanah pangkal" atau "tanah permai". Tanah tempat berdiam dan tempat berusaha yang lama-kelamaan bertambah luas seperti tersebut dalam tambo: "Alam bakalebaran - anak buah bakakambangan", sampai terbentuk daerah-daerah yang disebut "Saedaran gunuang marapi, salareh batang bangkaweh", disebut Minangkabau. Luhak Nan Tigo sampai ke tanah yang membentang luas di Sumatera Tengah, di lingkung gunung dan bukit, dihiasi danau dan sungai, yang pinggangnya dilintasi khattul'istiwa, itulah yang disebut Minangkabau.
2. Suku Bangsa Minangkabau
Suku bangsa Minangkabau adalah bangsa Melayu, serumpun dengan bangsa Melayu dalam wilayah Malayo-Polinesia. Prof. Dr. Hussein Nainar menerangkan, bahwa kata "Malayu" berasal dari bahasa Tamil "Malai" yang artinya gunung.
"Malai-ur" fonetis, menurut mengucapan menjadi "Malayu". dengan melalui alur sejarah kebudayaan Minangkabau sejak zaman batu sampai zaman peralihan, bahwa keluhuran budaya Minangkabau telah diakui oleh bangsa India, Mesir dan Cina.
Dalam bukunya yang berjudul "Riwayat Soematera" Dja Endar Moeda menerangkan, bahwa mulanya yang mendiami tanah Minangkabau adalah suatu suku bangsa yang datang dari pesisir malabar di India Muka, dan rombongan tersebut terpecah menjadi dua yaitu sebahagian ke Utara yang sekarang di kenal dengan suku Karo Batak dan sebahagian lagi ke selatan, yang dikenal dengan suku Rejang sekarang. kedua suku ini memiliki persamaan dalam cara hidup dan aksara yang dipergunakan sehari-hari. Adapun penduduk pegunungan Dekkan Malayam namanya dan penduduk sebelah pesisir yaitu Malabar, yang disebut orang Minangkabau Malabari.
Rombongan yang berasal dari Tanah basa (sebutan daratan India menurut Tambo Minangkabau) menempati sebahagian tanah Kampar yang merupakan daerah aliran sungai besar seperti juga Batang Hari dan Kuantan yang mengalir disebelah timur Sumatera Tengah, dan Bukit Barisan yang membujur dari Barat Laut ke Tenggara.
Itulah Sejarah singkat mengenai asal usul Minangkabau yang kita kenal saat ini, semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang adat dan budaya yang ada di sekitar kita.
Dalam bukunya yang berjudul "Riwayat Soematera" Dja Endar Moeda menerangkan, bahwa mulanya yang mendiami tanah Minangkabau adalah suatu suku bangsa yang datang dari pesisir malabar di India Muka, dan rombongan tersebut terpecah menjadi dua yaitu sebahagian ke Utara yang sekarang di kenal dengan suku Karo Batak dan sebahagian lagi ke selatan, yang dikenal dengan suku Rejang sekarang. kedua suku ini memiliki persamaan dalam cara hidup dan aksara yang dipergunakan sehari-hari. Adapun penduduk pegunungan Dekkan Malayam namanya dan penduduk sebelah pesisir yaitu Malabar, yang disebut orang Minangkabau Malabari.
Rombongan yang berasal dari Tanah basa (sebutan daratan India menurut Tambo Minangkabau) menempati sebahagian tanah Kampar yang merupakan daerah aliran sungai besar seperti juga Batang Hari dan Kuantan yang mengalir disebelah timur Sumatera Tengah, dan Bukit Barisan yang membujur dari Barat Laut ke Tenggara.
Itulah Sejarah singkat mengenai asal usul Minangkabau yang kita kenal saat ini, semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang adat dan budaya yang ada di sekitar kita.
Tag :
Adat Minangkabau
0 Komentar untuk "Asal Mula Alam Minangkabau"