Panghulu Di Minangkabau

Panghulu Di Minangkabau

panghulu, penghulu, minangkabau
Panghulu Di Minangkabau - Panghulu atau Penghulu merupakan pucuk pimpinan adat di Minangkabau, dimana panghulu adalah seseorang yang di tuakan, seseorang yang dihormati yang diibaratkan laksana "Kayu Rindang di tangah koto, ureknyo tampek baselo, batangnyo tampek basanda, dahannyo tampek bagantuang, daunnyo perak asuaso, bungonyo ambiak kasuntiang, buahnyo buliah dimakan, tampek bataduah kutiko hujan, tampek balinduang kutiko paneh" Artinya seorang Panghulu tersebut ibarat batang pohon di tengah kota yang memberi kesejukan, kenyamanan dan perlindungan.


Selain itu seorang Panghulu adalah:
- "Pai tampek batanyo, pulang tampek babarito, manyalasaikan nan kusuik, manjaniahkan nan karuah."

- "Muaro sagalo sungai, lauik nan tiado panuah." 

- "Makan indak mahabihkan, manabang indak marabahkan, mancancang indak mamutuihkan"

- "Nangkodoh basa, basiru angin di udaro, basabuang ombak di lautan, padoman nan pantang dilapehkan"

A. Syarat Menjadi Panghulu

Untuk menjadi seorang Panghulu tidaklah mudah, seorang panghulu harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Laki-laki
Seorang Panghulu harus seorang laki-laki

2. Baik Zatnya
Seorang Panghulu haruslah berasal dari keturunan yang baik, karena seorang panghulu akan menjadi panutan bagi anak kemenakan nantinya.

3. Berada
Seorang Panghulu diharapkan memiliki kehidupan ekonomi yang lumayan cukup, agar nantinya tidak menyusahkan bagi anak kemenakannya.

4. Baliq dan Berakal
Dewasa, Berakal dan berpendirian teguh serta tegas dalam tiap-tiap tindakannya.

5. Berilmu
Cerdas dalam pengetehuan adat, undang-undang adat, hukum adat dan ilmu pengetahuan umum menurut aliran zaman yang ditempati.

6. Adil
Tidak bersifat membeda-bedakan anak kemenakan.

7. Arif Bijaksana
Mempunyai perasaan halus, paham akan yang tersirat, pikiran tajam dan bersifat cendikia, sesuai dengan pepatah adat:
                                  "Tahu di bayang kato sampai,
                                  "Tahu di ranggeh ka malantiang,
                                  "Tahu di tanggua ka manaruang,
                                  "Takilek ikan dalam aie,
                                 "Lah tantu jantan batinonyo,
                                 "Kilek baliuang alah ka kaki,
                                ...Kilek camin alah ka muko."

8. Tabligh
Menyampaikan sesuatu yang baik, atau berkata benar.

9. Pemurah 
Bersedia memberi nasehat pada siapa saja.

10. Tulus
Lurus, benar dan tidak mengharapkan suatu imbalan atau tanpa pamrih.

11. Sabar
"Baalam laweh, Bapadang lapang"

B. Pantangan Seorang Panghulu
Beberapa pantangan bagi seorang panghulu adalah:

1. Marah
Marah adalah pantangan Panghulu, terlebih lagi saat dalam forum musyawarah, panghulu tidak boleh bermuka merah atau menuturkan kata-kata yang dapat menyinggung perasaan orang lain.

2. Menghardik
Panghulu tidak boleh menghardik melainkan harus bersifat lemah lembut dan tenang dalam menghadapi segala sesuatunya.

3. Menyingsingkan Lengan Baju
Panghulu tidak boleh menyingsingkan lengan baju karena hal tersebut tidaklah sopan, panghulu harus bersifat rapi, bersih, tertib dan sopan dalam kehidupan sehari-harinya karena penghulu akan menjadi suri teladan tidak hanya bagi anak kemenakannya akan tetapi juga bagi masyarakat banyak.

4. Berlari, Menjunjung, Memanjat
Hal ini untuk menjaga martabat seorang panghulu itu sendiri.

C. Kedudukan Panghulu
Kedudukan Panghulu di Minangkabau tidak sama, hal tersebut tergantung dari kelarasan yang di pegang oleh masyarakatnya, dimana di Minangkabau terdapat kelarasan yaitu Kelarasan Bodi Caniago dan Kelarasan Koto Piliang.

Dalam kelarasan Bodi Caniago kedudukan Panghulu "Duduaknyo sahamparan, Tagaknyo Sapamatang, Nan duduaknyo samo randah, tagaknyo samo tinggi," dalam hal ini Panghulu merupakan pucuk pimpinan tertinggi namun keputusan tertinggi berada pada mufakat.
Sedangkan dalam Kelarasan Koto Piliang kedudukan Penghulu "Bajanjang naiak, batanggo turun, bapucuak bulek, baurek tunggang" berbeda dari kelarasan Bodi Caniago, keputusan Panghulu lebih bersifat mutlak terhadap anak kemenakannya.

D. Pengangkatan Seorang Panghulu
Dalam adat Minangkabau seorang Panghulu bergelar "Datuak", dan panggilan bagi panghulu pada forum umum adalah "Panghulu Nan Gadang Basa Batuah" , untuk mengganti Panghulu yang lama dengan yang baru disebut "Batagak Gadang", menurut kata adat "Warih bajawek, Pusako ditolong", "Warih dijawek" artinya kemenakan menerima waris dari mamak dan "Pusako ditolong", Artinya diusahakan agar gelar pusaka tetap berdiri teguh.
"Batagak Panghulu" dilakukan jika:
  1. "Hiduik Bakalirahan" Artinya, penggantian Panghulu dikarenakan panghulu yang lama telah uzur dan tidak sanggup lagi memegang pucuk pimpinan dalam kaum atau sukunya.
  2. "Mati Batungkek Budi" Artinya, Pergantian Panghulu disebabkan oleh meninggalnya panghulu yang lama, dan pengangkatan Panghulu baru tersebut dilakukan langsung dihadapan jasad panghulu lama, sebelum jasad tersebut dikuburkan.
  3. "Mambangkik Batang Tarandam" Artinya, mengangkat kembali gelar adat ke Panghuluan dalam sukunya, setelah sekian lama hilang karena beberapa hal seperti, ketidak sanggupan kaumnya untuk mengadakan "alek" pengangkatannya sebagai panghulu.
  4. "Malakekkan Baju Balipek" Artinya, tidak dipakainya gelar pusako adat yang pada kaum, disebabkan oleh belum adanya orang yang mampu mengemban gelar tersebut, hal ini biasanya terjadi karena orang yang seharusnya mengemban gelar panghulu tersebut masih berusia di bawah umur, maka untuk memakaikan gelar panghulunya, ditunggu sampai yang bersangkutan akhil baliq terlebih dahulu. 
E. Tugas Panghulu
Seorang Panghulu bertugas mengendalikan pemerintahan menurut undang-undang adat, mengadakan rapat dalam forum adat, Panghulu berperan sebagai hakim memegang hukum dan undang-undang adat, panghulu harus bersifat adil dan bijaksana karena kebijakan terakhir berada ditangan Panghulu.

Jadi, menjadi panghulu di Minangkabau tidaklah mudah, beban dan tanggung jawab yang besar dalam mengurus kaumnya menjadikan Panghulu sebagai sosok yang harus bersifat luwes, adil, bijaksana dan sabar, karena Seorang panghulu tidak hanya milik kaumnya semata akan tetapi juga menjadi milik masyarakat nagari tepat ia berada.
0 Komentar untuk "Panghulu Di Minangkabau"

back to top