Pengetahuan Tentang Peta (Pengertian, Penggolongan Dan Komposisi)

Pengetahuan Tentang Peta (Pengertian, Penggolongan Dan Komposisi)

Pengetahuan Tentang Peta (pengertian, Penggolongan dan Komposisi)
Pengetahuan Tentang Peta (Pengertian, Penggolongan Dan Komposisi) Assalammualaikum Aganwan dan Aganwati semua, sekitar 2 atau 3 tahun yang lalu program TV di Indonesia dihiasi oleh program edukasi bagi anak-anak, dan salah satunya adalah Dora The Explorer, masih ingat khan? si Dora ini seorang anak kecil yang barangkali masih duduk dibangku taman kanak-kanak, dia anak yang kurang perhatian orang tua, kenapa saya sebut demikian, karena anak sekecil itu sudah dibiarkan keluyuran kemana-mana hanya ditemani oleh seekor monyet. terus Dora ini suka berpergian kemana saja demi untuk mendapatkan sebuah hadiah atau barang milik temannya yang hilang, untuk memulai penjelajahannya Dora dibekali makhluk ajaib yaitu berupa gulungan kertas yang bernama Peta, makhluk inilah yang menunjukkan jalan yang akan ditempuh Dora untuk mencapai tujuan hingga akhirnya Dora bernyanyi Berhasil...Berhasil... Horeee...!!!.


Nah, pada postingan kali ini kita bukan membahas mengenai perjalanan Dora The Explorer akan tetapi kita akan membahas tentang makhluk ajaib bernama Peta, untuk mengetahui lebih lanjut mari kita simak penjelasan berikut.

I. PENGERTIAN PETA

Peta adalah gambaran atau Lukisan sebagian atau seluruh permukaan bumi pada bidang datar dengan perbandingan tertentu, yang berisi suatu jenis informasi-informasi tentang muka bumi tersebut. Peta juga merupakan gambaran konversional atau sebuah perjanjian sebab didalamnya terdapat ketentuan-ketentuan dan kesepakatan yang bersifat umum, seperti, dasar perhitungan garis bujur dan garis meridian, skala, simbol warna dan sebagainya.



Ilmu yang mempelajari peta disebut Kartografi.
Seorang Kartograf bertugas:
a. Mengadakan penyelidikan dan pengukuran data yang dilaksanakan secara :
     - Geodetis yaitu pengukuran jarak mendatar dan tinggi suatu tempat.
     - Fotogrmatis yaitu dengan pemotretan dari segala kenampakan yang akan dibuat.
b. Mengoreksi, menganalisa dan membuat konsep dan menggambar data tersebut.
c. Mengoreksi kembali dan mencocokan dengan kenyataan di lapangan.
d. Apabila sudah benar kemudian dicetak (diperbanyak).

Sebuah peta harus memiliki 3 syarat pokok yaitu:

a. Peta Harus Sesuai Bentuknya (Conform).
Artinya: Bahwa bentuk sebuah peta yang tergambar walaupun kecil harus sebangun dengan keadaan yang sesungguhnya, tidak boleh menambah atau mengurangi.

b. Peta Harus Sesuai Jaraknya (Equidistant).
Bahwa dengan skala tertentu yang dipergunakan maka jarak-jarak dan posisi-posisi dari segala kenampakannya walaupun kecil harus sesuai dengan keadaan sebenarnya.

c. Peta Harus Equivalent / Equal Areal (Sesuai Luasnya).
Maksudnya bahwa dengan skala yang dicantumkan dibawah judul peta, apabila jarak dikalikan dengan skala peta hasilnya harus sesuai dengan jarak sesungguhnya dilapangan.

Peta banyak dipergunakan dalam beberapa bidang karena:
  • Merupakan alat peraga yang cukup efisien, teratur dan akurat.
  • Merupakan dokumen ilmiah karena dapat dipergunakan untuk keperluan riset serta rencana pelaksanaan sebuah pembangunan.
  • Merupakan sumber informasi yang padat karena bersifat fisik, sosial, ekonomi dan budaya.
  • Merupakan salah satu hasil karya seorang geograf, karena dengan mempelajari peta berarti sekaligus mempelajari geografi.
II. PENGGOLONGAN PETA

Untuk memudahkan memahami peta, maka peta dikelompokan sesuai dengan beberapa kelompok sesuai dengan sudut pandang dan kegunaannya.

A. Menurut Skalanya
Peta menurut skalanya digolongkan menjadi :

1. Peta Kadaster, berskala 1: > 100 s/d 1: 5000
Peta jenis ini terdapat pada Dinas Agraria yang menggambarkan peta tanah hak milik
( letter C ).

2. Peta Skala Besar , berskala 1: > 5000 s/d 1: 250.000
Peta jenis ini dipergunakan untuk menggambarkan wilayah-wilayah yang relatif sempit, seperti : Peta Desa, Peta Kecamatan dsb.

3. Peta Skala Sedang,berskala 1: > 250.000 s/d 1: 500.000
Peta jenis ini dipergunakan untuk menggambarkan daerah yang agak luas, seperti : Peta Propinsi Sumatera Barat, Peta Kota Padang dsb.

4. Peta Skala Kecil, berskala 1: > 500.000 s/d 1: 1.000.000
Peta jenis ini dipergunakan untuk menggambarkan daerah yang cukup luas yang biasanya berupa negara, seperti : Peta Indonesia, Peta Inggris dsb.

5. Peta Geografi, berskala 1: > 1.000.000
Peta jenis ini biasanya dipergunakan untuk menggambarkan sekelompok negara, benua atau dunia, seperti : Peta ASEAN, Peta Eropa dsb.

B. Menurut Isinya
Peta menurut Isinya dibagi menjadi:

1. Peta Umum (Peta Ikhtisar).
Peta Umum atau Ikhtisar adalah peta yang menggambarkan segala sesuatu yang terdapat pada suatu daerah.
Dalam peta ini digambarkan bentuk fisiografis suatu daerah atau lokasi seperti : gunung, pulau, sungai dsb, dan bentuk sosiografis seperti : Jalan raya, kota, pelabuhan dsb.

Peta umum ini terbagi menjadi :

a. Peta Chorografi.
Merupakan peta yang menggambarkan sebagian atau seluruh permukaan bumi yang bercorak umum dan berskala kecil.

Contoh : Atlas.

b. Peta Topografi.
Merupakan peta yang menggambarkan permukaan bumi yang dititik beratkan pada reliefnya.
Peta topografi ini mencakup :
- Bentangan alam seperti : Pegunungan, dataran rendah dsb.
- Hidrografi seperti : Danau, laut, sungai dsb.
- Bentangan budaya seperti : Jalur komunikasi, jalan kereta api, bangunan dsb.

Contoh :
- Peta Senering ( saluran ).
- Peta Perencanaan Irigasi.
- Peta Jalan Kereta Api.

2. Peta Khusus ( Peta Thematik).

Merupakan petayang menggambarkan bentuk tertentu dari suatu daerah, sedang gambaran bentuk yang lain tidak terlalu ditonjolkan.

Contoh :
- Peta Geologi.
- Peta Iklim.
- Peta Jalur Penerbangan.

C. Menurut Bentuknya
Peta menurut bentuknya adalah pengelompokan peta menurut sarana dan cara pembuatannya atau tampilannya.

1. Peta Analog.

a. Peta Planimetri ( Peta Datar, Peta Dua Dimensi ).
Adalah peta yang digambar dibidang datar, perbedaan, bentuk muka bumi digambar dengan perbedaan warna atau simbol lain.

b. Peta Stereometri ( Peta Timbul, Peta Tiga dimensi ).
Adalah peta yang dibuat sesuai bentuk aslinya sehingga dapat dilihat kenampakan relief dengan jelas. Untuk mengamati peta ini dapat dilihat dari atas atau dari samping.

2. Peta Digital.
Adalah peta yang dibuat dengan komputer yang dapat berupa peta planimetri dan peta stereometri.

III. KOMPOSISI PADA PETA

Adalah susunan peta yang didasarkan pada peraturan –peraturan tertentu. Peta akan dapat digunakan dengan baik apabila didalmnya dilengkapu dengan keterangan tentang segala bentuk simbol, tulisan serta keterangan lain yang digunakan dalam menggambarkan suatu daerah.

Komposisi peta tersebut meliputi :

1. Judul Peta.
Mencerminkan ide dan isi yang dituangkan pada peta. Dituliskan dengan huruf besar pada tempat yang tidak mengganggu peta utama yang biasanya diluar garis tepi peta.
Untuk peta skala besar seperti peta topografi, pemberian judul dipilih nama daerah (kota terbesar ) yang dikenal oleh umum.

Judul peta ada dua macam :

a. Judul peta yang bersifat Administratif.
Judul peta ini merupakan gambaran keadaan administrasi suatu pemerintahan, mulai dari luas wilayah, bentang alam dan kepadatan penduduk.
Contoh :
- Peta Propinsi Sumatera Barat.
- Peta Kabupaten Agam.

b. Judul peta yang bersifat Problematik.
Judul peta ini merupakan gambaran suatu permasalahan atau jawaban dari suatu permasalahan di suatu wilayah, peta ini termasuk klasifikasi peta thematik.
Contoh :
- Peta curah hujan Propinsi Provinsi Sumatera Barat
- Peta jenis tanah Kabupaten Agam.

2. Skala Peta.
Skala pada peta adalah angka yang menunjukan perbandingan jarak di peta dengan jarak yang sebenarnya di lapangan (di permukaan bumi).

Skala peta berfungsi sebagai sarana atau alat menghitung jarak bahkan membandingkan luas wilayah daerah yang satu dengan daerah yang lain. 

Dalam kartogarafi terdapat 3 ( tiga ) macam skala :

a. Skala Numerik ( Skala Pecahan, Fractional Scale ).
Adalah skala yang mempergunakan angka perbandingan berupa angka pecahan.
Skala numerik ini merupakan skala umum yang digunakan di Indonesia.

Contoh :

Skala peta 1 : 100.000 atau        1        
                                                 100.000
Artinya:
1 cm pada peta       = 100.000 m jarak sebenarnya di permukaan bumi, 
jadi 1 cm pada peta = 1 km jarak sesungguhnya dipermukaan bumi.

b. Skala Grafik (Skala Garis).
Adalah skala yang menggunakan grafik (balok, garis) dengan panjang tertentu sebagai perbandingan dengan panjang sesungguhnya dilapangan.
Skala grafik ini umumnya digunakan dalam pembuatan peta statistik maupun grafik.

Contoh :
Peta dengan skala numerik 1: 1000.000, apabila dijadikan ( diubah ) menjadi skala grafik adalah :
                                         0                          40 km
                                         ¦      ¦      ¦      ¦      ¦
                                         0     1     2      3     4 cm

c. Skala Verbal ( Skala inci per mil, inch to mile ).
Adalah skala yang angka perbandingannya menggunakan satuan panjang inci maupun mil.
Skala ini banyak dipakai dinegara-negara Eropa dan Amerika, dan pertama kali dipakai tahun 1965 oleh Inggris di negara jajahannya.

Contoh :
Peta dengan skala 1 inch to 5 mile, artinya bahwa jarak 1 inci pada peta = 5 mil dilapangan, (1 mil = 1/ 60 meridian = 1/60 × 111,11 km = 1851,66 km). Jika peta berskala 1 : 253.440 dan satuan panjang adalah inci berarti 1 inci dipeta = 253.440 inci dilapangan.
Jadi skala petanya adalah = 1: 253.440
1 inci = 253.440 inci

1 inci = 253.440 ×         1           = 3,97900 mil = 4 mil
                                 63.360 mil
1 inci = 4 mil atau 1 inch to 4 mile.

Catatan :

1 km = 0,6214 mil                                                       1 meter = 3,281 feet
1 m = 39,37 inci                                                            1 feet =     1     mil 
                                                                                                       5280
1 m = 3,2808 kaki ( feet )                                           1 mil = 5280 kaki (feet) 
1 inci = 2,54 cm                                                            1 mil = (5280 kaki) x    1      m 
                                                                                                                              3,281
                                                                                                 = 1609,2912 m
                                                                                                 = 1600 m 
1 mil = 126.720 inci 

Apabila kita mempunyai peta yang tidak ada skalanya maka dapat kita tentukan skalanya dengan berbagai cara :

a. Dengan membandingkan titik-titik dipeta dengan titik-titik dilapangan.

Contoh :
Jarak S – W dipeta = 5 cm, lalu jarak S – W dilapangan diukur ternyata jaraknya 100 meter.

5 cm = 100 m
5 cm = 10.000 cm
5 cm = 10.000 cm = 2.000 cm
                   5
Jadi skalanya = 1 : 2.000

b. Dengan memperhitungkan selisih derajat lintang atau bujur.

Contoh :
Kota S terletak pada lintang 10˚ 30 ' LS sedangkan kota W terletak pada lintang 10˚ 32'. Jarak kota S – W pada peta 10 cm.
Selisih derajat lintang 10˚ 32 ' - 10˚ 30 ' = 2'
2' = 2/60 × 111 km = 3,7 km = 370.000 cm
10 cm = 370.000 cm
1 cm = 37.000 cm
Jadi skalanya 1 : 37.000

Catatan :

Keliling bumi = 40.000 km diperlukan waktu selama 24 jam untuk menempuh sebanyak 360˚.
                                             24 jam = 40.000 km      = 360˚
                                               1 jam = 40.000 km      = 360˚
                                                                  24                =  24˚ 
                                                         = 1666,666 km   = 15˚
                                                    1˚ = 1666,666 km   = 60 menit
                                                                    15                  15
                                                         = 111,111 km      = 4 menit

c. Dengan membandingkan peta lain atau foto udara yang berskala untuk bentuk yang sama.

Contoh :
Pada peta I yang tidak berskala jarak kota A – N adalah 2 cm, sedangkan jarak kota A– N pada peta II 9 cm dan berskala 1: 10.000

2 × X  = 9 × 10.000
     2X = 90.000
       X = 90.000
                   2
          = 45.000

Jadi peta I berskala 45.000.

d. Untuk peta topografi di Indonesia berlaku Ci = 1 /2000 × penyebut skala yang dinyatakan dalam meter.

Contour interval ( Ci ) adalah angka yang menunjukkan selisih ketinggian yang ditunjukkan oleh garis contour yang berurutan.
Garis Contour adalah garis khayal pada peta yang menghubungkan tempat yang mempunyai ketinggian yang sama.

Contoh :
Ci = 40 m
40 = 1/2000 × X
X = 80.000

Jadi skalanya 1: 80.000

3. Arah Orientasi Peta ( Arah Mata Angin ).
Adalah salah satu arah dari arah koordinat yang dipakai dalam peta. Biasanya dipakai arah utara selatan sepanjang meridian ( longitude ) peta.

4. Garis Astronomis.
Adalah garis lintang dan garis bujur untuk menentukan lokasi suatu tempat pada peta.
Garis lintang adalah garis khayal pada peta yang menghubungkan titik barat dan titik timur sejajar dengan garis khatulistiwa.

Garis lintang ini jumlahnya 180 buah yang perhitungannya dimulai dari garis lintang 0˚
(garis khatulistiwa, garis equator, garis lini) kentara 90 buah (garis LU) dan keselatan 90 buah (garis LS).

Garis bujur ( meridian ) adalah garis khayal pada peta yang menghubungkan titik kutub antara titik kutub selatan tegak lurus terhadap garis lintang.

Garis bujur ini jumlahnya 360 buah yang terbagi menjadi 180 buah garis BT dan 180 buah garis BB.

Garis bujur ini titik tolak perhitungannya garis bujur 0˚ yang melalui kota Greenwich (Inggris), karena dikota inilah untuk yang pertama kalai diadakan konferensi Astronomi Dunia pada tahun 1683 yang dipimpin oleh James Holmes. Itulah sebabnya waktu diseluruh dunia mengacu pada GMT ( Greenwich Mean Time ).

5. Border ( Garis Tepi Peta ).
Garis ini dimaksudkan untuk meletaknya angka derajat bujur dan angka derajat lintang, dan juga agar letak wilayah ( objek ) yang digambar berada tepat ditengah-tengahnya.

6. Sumber dan Tahun Pembuatan Peta.
Sumber peta dimaksudkan agar pembaca mengetahui dari mana sumber peta diperoleh, sedangkan tahun pembuatan sangat diperlukan terutama pada peta-peta yang menggambarkan data yang mudah berubah seperti peta penyebaran penduduk, peta hasil pertanian dsb.

7. Inset.
Adalah gambar pada peta yang menunjukan lokasi daerah yang dipetakan pada kedudukannya dengan daerah sekitarnya yang lebih luas.
Inset pada peta ada 3 macam menurut pemakainnya yaitu :

a. Inset yang skalanya sama besar dengan skala peta pokok
Gunanya untuk mengatasi kekurangan kertas, hal ini terjadi apabila menggambarkan daerah tertentu yang wilayahnya terpencil.

Contoh :
Menggambar wilayah Propinsi Sumatera Barat dengan inset kepulauan Mentawai.

b. Inset yang skalanya lebih besar dari skala peta pokok.
Gunanya untuk menerangkan bagian dari peta pokok yang dianggap penting.

Contoh :
Menggambar wilayah Kabupaten Agam dengan inset Lubuk Basung, Tanjung Raya dan Ampek Angkek.

c. Inset yang skalanya lebih kecil dari skala peta pokok.
Gunanya untuk menerangkan hubungan antara peta pokok dengan daerah sekitarnya.

Contoh :
Menggambar wilayah Republik Indonesia dengan inset negara-negara Asia Tenggara. 

8. Simbol Peta.
Adalah tanda-tanda konversional yang umum digunakan untuk mewakili keadaan yang sebenarnya dan terletak dialam peta.

Menurut sifatnya simbol dibagi menjadi :

a. Simbol yang bersifat Kwalitatif.
Adalah simbol yang hanya memberikan perbedaan antara yang satu dengan yang lain.

Contoh :

– – – – – = jalan setapak

═══════ = jalan kereta api

b. Simbol yang bersifat Kwantitatif.
Adalah simbol yang disamping memberikan perbedaan juga memberikan keterangan jumlah, dan biasanya digunakan pada peta-peta khusus, misal : pada peta statistik.

Menurut bentuknya simbol dibagi menjadi :
  • Simbol Garis ( Line Symbol ), misalnya garis contour.
  • Simbol Gambar ( Pictrorial Symbol ) misalnya gambar padi, gambar kuda dsb.
  • Simbol Titik ( Dot Symbol ).
  • Simbol Bidang ( Area Symbol )
                    - Penduduk terdapat 5.000 orang /km².
                    - Penduduk terdapat 2.000 orang /km².
                    - Penduduk jarang sekali < 200 orang /km².

Secara garis besar dalam kartografi simbol dibagi menjadi :

a. Simbol Konvensional.
Adalah simbol yang sesuai dengan aturan tertentu sehingga semua orang mengetahui tanpa melihat pada legenda.

Contoh :
- Laut dengan warna biru.
- Jalan raya dengan tanda garis merah.
- Pegunungan dengan warna coklat.

b. Simbol Inkonvensional.
Adalah simbol yang dibuat berbeda-beda sesuai dengan kemauan sipembuat peta sehingga harus melihat pada legenda.

9. Warna Peta.
Memberikan ciri tentang keadaan obyek tertentu.

Contoh :
  • Warna biru mencirikan lautan ( perairan ).
  • Warna hijau mencirikan daratan rendah.
  • Warna kuning mencirikan dataran tinggi.
  • Warna merah mencirikan bentang hasil budidaya manusia.
  • Warna putih mencirikan puncak pegunungan bersalju.
10. Lettering.
Adalah semua tulisan dan angka-angka didalam peta yang digunakan untuk mempertegas arti dari simbol-simbol yang ada. Lettering sendiri bukan merupakan suatu simbol tetapi sebagai identifikasi dari segala bentuk. Tipe huruf yang umum digunakan dalam Kartografi adalah :

a. Tipe Roman.
Ciri-cirinya huruf tegak, tebal tipis, menggunakan serif. Digunakan untuk menampakan nama negara, kota, desa dsb.

b. Tipe Italic.
Ciri-cirinya huruf miring, tebal tipis, menggunakan serif. Digunakan untuk kenampakan perairan seperti laut, sungai, danau, selat dsb.

c. Tipe Gotlic.
Cirinya huruf tegak sama tebal tanpa menggunakan serif. Digunakan untuk kenampakan relief seperti jalur pegunungan, gunung, lembah, igir, puncak dsb.

d. Tipe Gotlic-Italic.
Cirinya huruf miring, sama tebal, tanpa menggunakan serif. Digunakan untuk kenampakan bentangan budaya seperti jaringan telepon, airpot, jalan raya dsb.

11. Legenda.
Adalah bagian dari peta yang berisi simbol-simbol atau keterangan mengenai kenampakan yang pokok, baik kenampakan fisiografis maupun sosiografi.

Itulah penjelasan tentang Peta, untuk Pengetahuan peta yang lainnya akan dibahas pada postingan berikutnya, semoga bermanfaat bagi kita semua, Wassalammualaikum Warrohmatullahi Wabarakatuh.. ^_^
0 Komentar untuk "Pengetahuan Tentang Peta (Pengertian, Penggolongan Dan Komposisi)"

back to top